MAKNA DAN FUNGSI PARIBASA SUNDA (PANGJURUNG LAKU HADÉ)

Authors

  • Embang Logita Universitas Wiralodra

DOI:

https://doi.org/10.31943/bi.v3i2.14

Keywords:

Paribasa Sunda, Pangjurung Laku Hade, Makna dan Fungsi

Abstract

Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa paribahasa Sunda merupakan warisan budaya pemilikmya yaitu masyarakat Sunda yang syarat akan makna yang terkandung didalamnya yang harus kita lestarikan dan kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.

            Paribasa Suda Paribasa Sunda merupakan salah satu warisan budaya nusantara dengan kata lain paribasa Sunda merupakan salah satu bagian peribahasa yang ada di nusantara. Paribasa Sunda merupakan bahasa perbandingan yang menjadi perlambang kehidupan manusia, yang bahasan dan pengucapannya yang  tidak boleh diubah-ubah. Paribasa Sunda merupakan sebuah kalimat. dengan memilik iciri-ciri paribasa sunda antara lain : Paribasa Sunda mempunyai sifat membandingkan, mengumpamakan; merupakan pembicaraan yang artinya bukan yang sebenarnya; berupa kalimat yang dapat membawa perasaan kepada yang orang yang diajak bicara;kalimatnya tidak bisa diubah, dikurangi, ditambah, atau dengan pengucapannya dengan bahasa halus.

Didalam paribasa Sunda dilihat dari maksud dan tujuannya dapat digolongkan menjadi tiga bagian:Paribasa wawaran luang,isinya mengungkapkan pengalaman yang suadah biasa dalam masyarakat, serta merupakan bahan perbandingan untuk tingkah laku kita; paribasa pangjurung laku hade, dimana paribasa ini isinya mengungkapkan untuk melakukan perilaku-perilaku yang baik yang harus dilakukan oleh kita; paribasa panyaram lampah salah dimana isinya mengungkapkan supaya setiap orang jangan melaksanakan kelakuan-kelakuan yang tidak baik.

Paribasa pangjurung laku hade merupakan salah satu paribasa yang didalamnya mempunyai makna-makna  dan fungsi tersendiri dalm kehidupan sehari hari

Downloads

Published

2018-09-01

How to Cite

Logita, E. (2018). MAKNA DAN FUNGSI PARIBASA SUNDA (PANGJURUNG LAKU HADÉ). Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 54–66. https://doi.org/10.31943/bi.v3i2.14

Most read articles by the same author(s)